Selasa, 15 Maret 2011

Proses Keperawatan Kelompok Khusus

Langkah – langkah proses keperawatan kelompok khusus sama halnya dengan langkah – langkah proses keperawatan tingkat individu, keluarga maupun masyarakat, yang berbeda hanya sasarannya. Yang perlu dikaji secara mandalam adalah latar belakang yang mendorong timbulnya masalah pada kelompok tersebut. Oleh karena itu pengkajian menekankan pada aspek kebiasaan, adat istiadat dan budaya, pendidikan social ekonomi, kesehatan perseorangan, lingkungan, perilaku dan pandangan terhadap kesehatan umumnya.

Pengkajian

Dibutuhkan ketrampilan komunikasi yang memadai agar dapat diterima . perawat juga perlu menjelaskan peran dan fungsinya dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas sehingga klien dapat diajak kerja sama secara optimal.

Dalam model asuhan keperawatan yang disampaikan oleh Anderson E dan McFarlene, pengkajian secara umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan subsistem yang mempengaruhinya. Inti komunitas atau penduduk, perlu dikaji tentang pendidikan, pekerjaan, agama, keyakinan/nilai yang dianut serta. Data tentang subsistim meliputi hal – hal sebagai berikut:

I. Pengumpulan Data

(Inti komunitas)

1. Identitas kelompok, mencakup:

ü Besar dan kecilnya kelompok. (Jumlah dalam kelompok tersebut)

ü LB. pendidikan.(dalam penggunaan bahasa yang sesuai)

ü Tingkat social ekonomi.

ü Kebiasaan, pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat.(penderita cacar tidak boleh mandi, penggunaan minyak jelantah, Membungkus makanan panas ke dalam plastic)

ü Adat istiadat.

ü Pekerjaan.

ü Agama yang dianut.

ü Kepercayaan.(ex, anak diare ----à cepat besar, ndak boleh banyak2 minum)

ü Lokasi tempat tinggal.

ü Usia penduduk yang berisiko

ü Jenis kelamin yang berisiko

ü Riwayat komunitas yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan

2. Masalah kesehatan, mencakup:

ü Masalah kesehatan yang sering terjadi.

ü Besarnya anggota kelompok yang mempunyai masalah.

ü Keadaan kesehatan anggota kelompok umumnya.

ü Sifat masalah pada kelompok apakah mengancam kesehatan atau telah mengancam kehidupan..

3. Pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam pemeriksaan kesehatan, diantaranya:

ü Puskesmas.

ü Posyandu.

ü Polindes.

ü Pos obat desa.

4. Keikutsertaan dalam upaya kesehatan, diantaranya:

ü Sebagai kader kesehatan.

ü Dana upaya kesehatan masyarakat.

ü Dasa wisma.

ü KPKIA

5. Status kesehatan kelompok, meliputi:

ü Penyakit yang pernah diderita (akut, subakut, kronis, dan menular).

ü Kedaan gizi kelompok umumnya (anemia, marasmus, kwasiorkor).

ü Imunisasi (dasar-ulangan, lengkap-tidak lengkap).

ü Kesehatan ibu dan anak (kehamilan, persalinan, nifas, perinatal, neonatus, bayi dan balita).

ü Keluarga berencana (akseptor-non akseptor).

ü Keadaan hygiene personal anggota kelompok.

(Sub sistim)

* Kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggal anggota kelompok, meliputi:

o Perumahan (permanen, semi permanen, sementara, ventilasi, penerangan, kebersihan).

o Sumber air minum.

o Pembuangan air limbah.

o Pembuangan sampah.

o Tempat pembuangan tinja.

* Pendidikan, apakah ada fasilitas dan sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, seperti: sekolah dan tempat kursus serta tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya.

* Keamanan dan transportasi, apakah ada fasilitas dan sarana keamanan serta transportasi yang dapat membantu masyarakat didaerah tersebut, seperti adanya kantor polisi, pusat pemadam kebakaran, jalan yang memadai, kendaraan umum, dll yang terkait.

* Politik dan kebijakan pemerintah apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas untuk mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.

* Pelayanan kesehatan dan social yang ada, apakah dapat membantu terdeteksinya suatu gangguan kesehatan, memberikan perawatan dan rehabilitasi bila diperlukan. Selain itu juga tersedianya pasar dan tempat ibadah, sehingga memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

* Sistem komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang terdapat di komunitas tersebut untuk dapat meningkatkan pengetahuan komunitas tersebut yang terkait dengan kesehatan seperti tv, radio, Koran atau leafleat.

* Ekonomi, apakah tingkat social ekonomi masyarakat sesuai UMR, sehingga anjuran konsumsi makanan sesuai dengan kemampuan keuangan komunitas setempat.

* Rekreasi, apakah tersedia sarana menurunkan stress dan apakah biaya terjangkau

Analisa data.

Setelah data terkumpul, kemudian diolah dan dianalisa untuk melihat kesenjangan yang terjadi dalam kelompok tersebut dikaitkan dengan konsep, prinsip ataupun teori yang relevan, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan tentang masalah yang dihadapi kelompok serta kebutuhan – kebutuhan kelompok akan pelayanan kesehatan dan keperawatan.

Perumusan masalah/prioritas masalah..

Setelah melalui proses analisa data dapat ditentukan masalah yang dihadapi kelompok. Dalam menetukan prioritas masalah perlu mempertimbangkan beberapa hal:

© Sifat masalah yang dihadapi kelompok.(actual, resiko, potensial).

© Tingkat bahaya yang mengancam kelompok.(kehidupan, kesehatan)

© Kemungkinan masalah untuk dapat diatasi.(mudah, sebagian, tidak dapat), mengacu pada sumber daya yang ada.

© Berat ringannya masalah yang dihadapi kelompok.(tinggi, cukup, rendah), mengacu pada waktu, kelompok yang bermasalah, persepsi kelompok.

© Sumber daya yang tersedia dalam kelompok

Diagnosa keperawatan kelompok

Penetapan diagnosa keperawatan kelompok, didasarkan kepada:

* 1) Masalah kesehatan yang dijumpai pada kelompok dengan mempertimbangkan faktor resiko dan potensial terjadinya masalah/penyakit.

* 2) Kemampuan kelompok dalam pemecahan masalah dilihat dari segi sumber daya kelompok yang berkaitan dengan kemampuan financial, pengetahuan, dukungan keluarga dari masing – masing anggota kelompok dan sebagainya.

Contoh diagnosa keperawatan pada tingkat kelompok.

1. Tingginya angka kesakitan anak dengan tetanus neonatorum sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kemampuan ibu dalam perawatan tali pusat yang ditandai dengan 5 dari 8 orang bayi usia kurang dari 1 minggu mengalami peningkatan suhu > dari normal, lekosit > normal, anak mengalami penurunan nafsu makan.

2. Resiko terjadinya peradangan payudara (mastitis) pda ibu – ibu nifas sehubungan dengan malas melakukan perawatan payudara seperti yang telah diajarkan.

Perencanaan

Dibuat berdasarkan diagnose keperawatan yang telah disusun dengan melibatkan anggota kelompok yang bersangkutan, rencana keperawatan kelompok mencakup:

© 1) Tujuan keperawatan yang ingin dicapai.

© 2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan.

© 3)Criteria keberhasilan.

Langkah- langkah dalam penyusunan perencanaan meliputi:

1. Menentukan keberadaan tingkat permasalahan pada level/kelompok yang pasti sehingga memudahkan intervensi.

2. Merencanakan intervensi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Intervensi dapat berfokus pada tingkatan prevensi, yaitu primer, sekunder dan tersier.

a. Prevensi primer, meliputi promosi kesehatan dan proteksi spesifik, sebagai contoh:

ü Membantu mengidentifikasi tum-bang anak pada sekelompok ibu yang punya anak balita.

ü Membantu perencanaan diit sesuai dengan keterbatasan dana.

ü Membantu memberikan imunisasi.

b. Prevensi sekunder, mencakup diagnosis awal dan pengobatan dini sebagai contoh:

ü Mengirim/konsultasi pada tim kesehatan apabila dibutuhkan.

ü Membantu penyesuaian pola makan pada keluarga sebagai bagian dari terapi.

c. Prevensi tersier,contohnya:

ü Kontrol dan pengobatan serta dietnya.

ü Membantu perawatan dirumah termasuk pemberian obat dan perawatan sehari – hari.

ü Mebantu mengidentifikasi alternative lain yang berkaitan dengan penyakit dan pengelolaan kesehatan.

3. Validasi kembai perencanaan yang telah dibuat agar tetap sesuai dengan ketersediaan sumber daya.

4. Susun jadwal kegiatan yang dapat melibatkan kelompok untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

5. Dalam perencanaan tidak menutup kemungkinan adanya konsultasi dengan pihak professional kesehatan yang lain. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan konsultasi yaitu:

- Identifikasi masalah yang jelas.

- Kumpulkan data yang relevan dan lengkap.

- Pilih konsultan yang dikenal mempunyai ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan.

- Komunikasikan dengan jelas dan lengkap, serta sumber daya yang dapat mendukung pemecahan maslah dalam kelompok tersebut.

- Diskusikan hasil rekomendasi.

- Paparkan hasil rekomendasi ke klien dan setelah dilaksanakan lakukan evaluasi.

Dalam penyusunan rencana ada beberapa hal yang penting dan harus diperhatikan:

1. 1. Keterlibatan pengurus dan anggota kelompok dalam menyusun perencanaan keperawatan.

2. 2. Keterpaduan dengan pelayanan kesehatan lainnya, baik tenaga, biaya, sarana maupun waktu.

3. 3. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral sehingga program pelayanan bersifat menyeluruh.

4. 4. Aman dan sesuai dengan keadaan klien.

5. 5. Dapat dicapai dengan sumber daya yang ada.

6. 6. Sama dengan kehendak, nilai dan keyakinan klien.

7. 7. Tidak bertentangan dengan terapi yang lain.

8. 8. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman keperawatan atau pengetahuan dari ilimu yang relevan.

999. Dalam batas standart yang ditetapkan hukum, asosiasi profesi dan kebijakan institusi/pemerintah.

Pelaksanaan

Merupakan realisasi rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan bersama dengan kelompok. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan/implementasi a.l:

1. Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan oleh tenaga keperawatan, petugas/pengurus pati atau kader kesehatan sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

2. Dilakukan dalam rangka alih teknologi dan ketrampilan keperawatan.

3. Di institusi lebih ditekankan kepada penghuni panti, pengelola/pengurus panti dan lingkungan panti.

4. Dimasyarakat lebih ditekankan kepada anggota kelompok, kader kesehatan, pengurus kelompok dan keluarga.

5. Bila ada masalah yang tak tertanggulangi dilakukan rujukan.

6. Adanya keterpaduan pelayanan dengan sektor lain.

7. Dicatat dalam catatan keperawatan.

Evaluasi

Merupakan suatu hal yang penting karena menunjukkan penilaian tindakan keperawat pada kelompok atau klien yang ditangani. Komponen evaluasi meliputi:

1. Mengidentifikasi hasil yang diharapkan yang akan digunakan perawat untuk mengukur pencapaian tujuan.

2. Mengumpulkan dan membandingkan data yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan.

3. Mempertimbangkan apakah tujuan telah tercapai.

4. Menghubungkan tindakan keperawatan dengan hasil.

5. Membuat kesimpulan tentang status masalah.

6. Melakukan tinjuan dan modifikasi rencana asuhan keperawatan.

7. Mengevaluasi proses asuhan keperawatan.